DARI SANTRI TERBULLY JADI PENULIS DAN SPEAKER: PERJALANAN M.YAKHSYALLAH YANG MENGINSPIRASI

---

Perjalanan Hidup yang Menginspirasi

Sobat Kimoners mungkin pernah merasa terasing, tidak dianggap, bahkan menjadi korban bullying. Tapi tahukah Sobat Kimoners, dari ruang paling gelap sekalipun, bisa lahir cahaya yang luar biasa terang? Seperti yang dialami oleh M. Yakhsyallah Liddinillah, S.H. seorang penulis lima buku, pembicara publik, sekaligus MC profesional yang kini dikenal luas karena karya dan kontribusinya di dunia literasi dan pendidikan.

Dulu, Sobat Kimoners mungkin akan menjumpai sosok Yakhsy sebagai santri yang culun, sering dibully, dan tak berdaya. Ia kerap mengadu ke orang tua, merasa tak mampu melawan arus tekanan. Tapi segalanya berubah ketika semangat untuk bangkit tumbuh dari dalam dirinya. Salah satu langkah pertamanya adalah belajar berbicara di depan umum. Siapa sangka, dari rasa ingin bangkit itu, Sobat Kimoners bisa menyaksikan lahirnya seorang motivator yang kini menginspirasi banyak orang.

Kecintaannya pada dunia tulis menulis juga menjadi pelabuhan batin baginya. Pada tahun 2022, ia dipercaya sebagai Ketua Umum Komunitas Penulis Lampung. Dari sana, Sobat Kimoners bisa melihat betapa seriusnya ia menapaki dunia kepenulisan. Ia bahkan bernazar untuk menulis buku sebagai bentuk perlawanan terhadap luka-luka masa lalunya. Buku pertamanya, yang berisi 101 mindset, menjadi suara dari keluh kesah dan perjuangan hidup yang tidak biasa dari gangguan bullying hingga pengalaman spiritual yang menggetarkan.

Meski mengaku sebagai sosok introvert, Yakhsy tidak membiarkan keterbatasan itu membatasi misinya. Lewat tulisan, Sobat Kimoners bisa menemukan jiwanya menyapa dunia. Di balik pintu kamarnya, gagasan dan refleksi hidup ia tuangkan, menjangkau banyak hati yang membutuhkan arah.

Dari semua karyanya, Sobat Kimoners mungkin akan merasakan kedalaman emosional paling kuat dalam buku ketiganya: Kuningan dan Kenangan. Buku ini lahir setelah pengalamannya mengikuti KKN Moderasi Beragama se-Nusantara pada tahun 2024. Ia merasa perlu membawa sesuatu yang bermakna pulang ke rumah, dan dari 40 hari di Kuningan, Jawa Barat, lahirlah 40 bab yang merekam memori dan interaksi lintas budaya para peserta KKN dari 68 kampus negeri.

Sebagai seorang public speaker, Sobat Kimoners akan menyadari betapa pentingnya peran komunikasi dalam menyampaikan ide. Yakhsy meyakini bahwa keberanian untuk bicara dan menyampaikan gagasan adalah kunci perubahan sosial dan pendidikan. Baginya, bicara bukan hanya tentang keberanian, tapi juga tanggung jawab untuk menyampaikan pesan yang bisa diterima tanpa fanatisme.

Inspirasi Yakhsy berasal dari dinamika kehidupan. Bagimu yang mencari ide menulis, ia memberikan tips sederhana: cukup duduk, ditemani secangkir coklat hangat, dan perhatikan apa yang terjadi di sekitarmu. Realita adalah sumber cerita paling jujur.

Namun, menulis dan berbicara tidak selalu mudah. Tantangan terbesar dalam menulis, menurutnya, adalah suasana hati. Waktu luang tak menjamin produktivitas jika hati tak mendukung. Sementara tantangan dalam berbicara publik adalah pengetahuan, ia harus siap menjawab berbagai pertanyaan dengan dasar yang kuat.

Baginya, semua profesi yang ia jalani penulis, MC, hingga public speaker, berakar dari kemampuan problem solving yang dibungkus dalam kekuatan narasi. Maka, jika Sobat Kimoners ingin memperkaya diksi dan melatih gaya bicara, mulailah dari membaca buku, menulis ide, lalu mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.

Perjalanan Yakhsy juga dipenuhi pencapaian membanggakan. Sobat Kimoners mungkin akan kagum saat tahu ia pernah menjadi juara 1 Duta Kampus UIN Raden Intan Lampung 2022, terpilih sebagai The Best Personality of Indonesian Model 2022, menjadi MC pelepasan KKN di hadapan 6800 mahasiswa, bahkan menjadi moderator untuk beberapa calon bupati yang kini telah terpilih.Yakhsy percaya bahwa dalam dunia kepenulisan dan public speaking, Sobat Kimoners hanya perlu membaca, mengamati, dan merealisasi. Membaca bukan hanya buku, tapi situasi, mengamati bukan sekadar melihat, tapi memahami inti dan merealisasi bukan sekadar melakukan, tapi mengambil hikmah dari setiap proses.

Dan kabar terbaru yang bisa membuat tak sabar adalah rencana rilis buku ke-6-nya: Seni Berpulang Kepada-Nya (Tapi Bukan Meninggal). Terinspirasi dari QS. Al-Fajr ayat 28-30, buku ini mengajak kita untuk “pulang” kepada Allah dengan ketenangan, bukan kematian—tapi dengan harapan kembali pada jalan-Nya di tengah hiruk pikuk dunia. Dari santri yang dulu penuh luka hingga kini menjadi suara bagi banyak jiwa, Sobat Kimoners akan sadar bahwa semangat untuk bangkit bisa mengubah segalanya.